Inilah 4 Gangguan Kesehatan Mental Menurut WHO, Simak Detailnya
WarnaNusantara.com – 4 Gangguan Mental Menurut WHO – Kesehatan mental mirip dengan kesehatan fisik. Kondisi kesehatan mental juga memberikan perubahan besar dalam sikap masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kesehatan mental seringkali kita abaikan, padahal kesehatan mental tidak bisa kita kesampingkan sebagai hal yang sepele.
4 Gangguan Mental Menurut WHO
Mengutip dari Kementerian Kesehatan, kesehatan mental yang baik adalah keadaan ketika hati seseorang berada dalam keadaan damai dan tenang, sehingga dapat menikmati kehidupan sehari-hari.
Sebaliknya, orang yang terganggu mentalnya akan menghadapi kendala suasana batin, kemampuan berasumsi, dan kesimpulannya ditujukan pada sikap yang buruk.
Baca juga:
Tidak hanya itu, situasi mental yang buruk dapat mengubah cara seseorang menghadapi stres, menghadapi orang lain, dan terlebih lagi dapat menyebabkan ambisi untuk menyakiti diri sendiri.
Untuk itu, setiap orang perlu mengenali makna menjaga kesehatan mental, terutama di era endemis seperti ini.
Lalu, apa sebenarnya kesehatan mental itu? Selanjutnya pengertian kesehatan mental bagi Organisasi Kesehatan Dunia:
Memahami Kesehatan Mental Untuk WHO
Seperti yang kita ketahui, kesehatan mental mirip dengan kesehatan fisik, keduanya memiliki partisipasi yang sama satu sama lain.
Menurut WHO, kesehatan mental adalah situasi keamanan yang kita ketahui, di mana terdapat kemampuan untuk mengelola tekanan pikiran alami kehidupan. Sederhananya, orang dapat bekerja dengan cara yang produktif serta berkreasi dan berfungsi di lingkungan mereka.
Dengan cara ini, ketika orang berada di luar makna di atas, ada kemungkinan bahwa seseorang memiliki keanehan atau yang populer dengan mental constraint.
Ketika seseorang menghadapi gangguan, seseorang ingin menghadapi kesulitan dalam hal persepsi hidupnya, ikatan dengan orang lain, dan perilakunya terhadap dirinya sendiri.
Jenis Gangguan Mental
Ada beberapa jenis gangguan mental yang sangat banyak dirasakan di Indonesia, seperti stres mental, gangguan bipolar, gangguan kecemasan, dan jenis gangguan mental lainnya. Lebih spesifiknya, berikut ini beberapa jenis gangguan mental yang perlu Anda waspadai:
Anxienty Disorder atau Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan adalah perasaan takut menetap atau memburuk hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Seseorang yang menderita gangguan mental ini ingin merasa gugup dan takut dengan cara yang menembus dan menguasai.
Tak hanya itu, penderita juga ingin menghadapi berbagai tanda tubuh, semacam berkeringat, kilat atau pernapasan dangkal, dan sulit tidur.
Baca juga:
Gangguan kecemasan ini dapat menyerang siapa saja, tetapi sangat umum terjadi pada orang berusia di atas 30 tahun. Biasanya, penderita tidak mampu menjelaskan mengapa ia merasakan ketakutan atau ketakutan yang kemudian menembusnya.
Obsessive compulsive disorder atau Gangguan obsesif kompulsif
Obsessive compulsive disorder (OCD) adalah gangguan mental yang menyebabkan penderitanya melakukan suatu tindakan dengan berbagai cara.
Seseorang yang menghadapi situasi ini juga ingin menghadapi kekhawatiran atau kecemasan akan penundaan. Kendala ini biasanya dirasakan oleh orang tua, namun tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada anak-anak atau remaja.
Mengutip Medical News Today, pengidap Obsessive Compulsive Disorder (OCD) seringkali sulit mengetahui apakah pikiran dan tindakannya tertunda, namun penderitanya tidak bisa menghindarinya dan selalu merasa wajib melakukannya.
Tak hanya itu, penderitanya juga ingin terobsesi dengan sesuatu dengan cara lalu menembus sebagai reaksi atas ketakutannya.
Pemicu Obsessive Compulsive Disorder (OCD) sendiri belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa aspek yang meningkatkan risiko seseorang mengalami Obsessive Compulsive Disorder (OCD), semacam gangguan mental dan pernah mengalami kejadian yang tidak diinginkan.
Depresi
Stres mental merupakan gangguan kesehatan mental yang ditunjukkan dengan suasana batin yang kemudian menghadapi titik berat dan kehabisan semangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
Tidak hanya itu, seseorang yang menghadapi tekanan mental juga tidak dapat membangun ikatan yang baik dengan daerah sekitarnya. Situasi ini dapat disebabkan oleh banyak aspek, seperti menghadapi kesedihan yang mendalam serta memiliki pengalaman yang mencekam.
Situasi mencekam ini bisa bersifat wajar atau individual, baik karena kekerasan, penuh emosi, hingga kejadian yang bisa mengancam jiwa. Gangguan stres mental jika tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan penderitanya melakukan bunuh diri.
Bipolar
Kendala karakter ganda atau gangguan bipolar adalah situasi di mana seseorang menghadapi kendala mental yang menyebabkan perubahan suasana hati, fokus, dan energi yang tidak biasa. Biasanya, kendala karakter ganda dirasakan oleh anak muda yang akan memasuki usia tua.
Mengutip dari laman Healthline, seseorang yang menghadapi karakter ganda atau bipolar akan menghadapi kendala mental yang bercirikan dengan perubahan suasana batin yang begitu labil dan ekstrim.
Seseorang dengan gangguan bipolar ingin menghadapi 2 tingkatan, yaitu tingkat kecanduan (naik) dan tingkat tekanan mental (turun).
Pada tahap kecanduan atau naiknya penderita bipolar ingin merasakan kondisi yang energik, katakanlah kilat, penuh semangat disertai dengan semangat yang besar.
Sebaliknya, orang yang menghadapi gangguan bipolar pada tingkat stres mental ingin kehabisan mood saat melakukan aktivitas sehari-hari, tidak hanya itu pada tahap ini pasien juga ingin menghadapi perasaan takut, sedih, sesak, dan lemas.
Batasan Karakter Narsistik
Kendala karakter narsistik adalah situasi di mana seseorang merasa sangat berarti, putus asa akan perhatian, serta keanehan keterlambatan. Tidak hanya itu, kendala ini juga sering menyebabkan kurangnya empati terhadap orang lain.
Meskipun memiliki kepercayaan diri yang besar, orang-orang yang menderita kendala ini tenggelam dalam kritik tidak peduli seberapa kecilnya.
Mengutip dari Mayo Clinic, kendala karakter narsis seringkali menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, entah itu di kegiatan atau sekolah.
Biasanya, orang dengan kendala narsistik ingin merasa tidak bahagia atau kecewa ketika tidak mendapat tepuk tangan.
Orang dengan kendala karakter narsistik juga memiliki perasaan yang mudah dihina. Selain itu, hal itu menyebabkan stres mental yang mudah ketika mereka disarankan oleh orang lain.
Metode Mencegah Gangguan Mental
Metode mencegah gangguan mental yang berhubungan dengan penyakit yang dialami. Namun, ada beberapa metode yang sangat umum untuk menghindari gangguan mental, antara lain:
Bersikap Terbuka
Cara menghindari gangguan mental adalah berusaha untuk selalu terbuka. Terus menjauh dari masalah dan berusaha menutupi insiden dapat memperburuk kondisi.
Oleh karena itu, berusaha untuk memaafkan diri sendiri dan meningkatkan rasa percaya diri adalah salah satu cara terbaik untuk menghindari gangguan mental.
Tak hanya itu, berpura-pura terbuka kepada banyak orang dekat seringkali meluapkan perasaan dan isi batin bisa menjadi obat intelektual agar suasana batin lebih tenang dan damai. Menuangkan isi batin ini juga bisa dicoba dengan cara lain seperti menulis, melukis, dan melakukan berbagai aktivitas yang bisa membuat ruang batin.
Turut Mengikuti Aktivitas Sosial
Seseorang yang menderita kendala mental pada tahap khusus sering merasa kesepian. Hal ini dipicu oleh dampak meningkatnya kepekaan, sehingga kelompok rentan merasa dikucilkan.
Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengatasi gangguan mental adalah dengan mengeksplorasi kegiatan sosial di sekitarnya. Dengan menjelajahi aktivitas di area terdekat, itu ingin membuat Anda tetap terbuka serta diperoleh di area terdekat.
Alhasil, hal ini bisa menghindarkan Anda dari rasa terasing dan tentunya bisa mengatasi gangguan mental.
Berolahraga secara teratur
Pepatah mengatakan bahwa di dalam tubuh yang segar terdapat jiwa yang kuat. Sepertinya kata ini masih relevan sampai sekarang. Semacam penyakit mental, perlu ditanggulangi dengan mempraktikkan gaya hidup segar, salah satunya dengan olahraga teratur.
Dengan berolahraga minimal 2-3 kali seminggu, cukup efisien untuk menurunkan risiko masalah mental. Tentu saja cara ini harus teratur dengan pola makan yang segar, semacam makan buah dan sayur.
Selalu bersyukur
Kita tahu bersama bahwa manusia di muka bumi ini tentu tidak ingin lepas dari kasus kehidupan. Hampir dapat kita pastikan bahwa setiap orang memiliki urusan masing-masing.
Inilah yang harus kita ketahui setelah itu jika kita tidak hidup sendiri dan ada banyak orang di luar sana yang menghadapi masalah yang lebih besar.
Salah satu pucuk kebahagiaan adalah ketika seseorang mampu merasa lega dengan apa yang dimilikinya. Selalu percaya bahwa semua masalah yang kita hadapi saat ini adalah upaya pendewasaan agar kedepannya kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Tidak hanya itu, ada banyak hal di bumi ini yang kita syukuri memiliki teman, keluarga, dan profesi.
Meditasi
Salah satu cara untuk menghindari gangguan mental yang sangat mudah adalah dengan rutin melakukan khalwat.
Kegiatan relaksasi ini dapat meningkatkan pikiran positif dan membangkitkan semangat untuk beraktivitas sehari-hari. Pasalnya, pikiran minus yang sering muncul bisa menyebabkan seseorang menjadi takut, stres mental, apalagi menghadapi tekanan mental cinta.
Oleh karena itu, perlu adanya asumsi positif untuk menghindari gangguan mental yang dapat terjalin. Pasalnya, asumsi positif bisa berdampak baik bagi kondisi intelektual.
Kesimpulan
Demikian penjelasan tentang – 4 Gangguan Mental Menurut WHO – semoga bisa menambah wawasan Anda dan bermanfaat untuk Anda.
Posting Komentar untuk "Inilah 4 Gangguan Kesehatan Mental Menurut WHO, Simak Detailnya"